Jumat, 26 Oktober 2012

Palestina, Negeri Para Nabi (2)

Nabi Musa as.
Ketika Raja Fir’aun memerintahkan tentaranya untuk menangkap Nabi Musa AS, ia melarikan diri ke tanah Madyan yang terletak di dekat teluk Aqaba di selatan Palestina. Disana Nabi Musa berkenalan dengan seorang kakek-kakek yang dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa orang tua itu bernama Syuaib. Musa pun menikahi putrinya yang bernama Shafurah dengan imbalan mengabdi kepada Syuaib selama 10 tahun.

Kemudian setelah masa sepuluh tahun tersebut berlalu, ia memutuskan untuk kembali ke Mesir. Tatkala Nabi Musa tiba di Sinai, ia mendapatkan wahyu Allah SWT.
Apakah  telah  sampai  kepadamu kisah Musa?.  Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya: "Tinggallah kamu (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu". Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa. Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa. Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah  apa  yang  akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (QS. Thaha 9-14)
           
Kemudian ia mendapatkan wahyu yang dimaksudkan untuk disampaikan kepada Raja Fir’aun.
“Sudah sampaikah kepadamu (ya Muhammad) kisah Musa. Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci ialah Lembah Thuwa; "Pergilah kamu kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. dan katakanlah (kepada Fir'aun): "Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)". Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya?” (QS. al-Nazi’at 15-19)

Musa pun menyeru kepada Fir’aun dan kepada Bani Israel untuk beriman kepada Allah SWT, namun hal ini sama sekali tidak dihiraukan oleh Fir’aun.
“Dan Musa berkata: "Hai Fir'aun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari Tuhan semesta alam. wajib atasku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak. Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israel (pergi) bersama aku.” (QS. al-A’raf 104-105)

Dan berkata Fir'aun: Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta.” (QS. al-Qashas 38)

Kemudian sampai pada kisah Mukjizat tongkat dan tangan Nabi Musa yang membuat kemarahan Raja Fir’aun dan akhirnya menyuruh bala tentaranya untuk membunuh Musa.
“Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir'aun yang menyembunyikan imannya berkata: "Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: "Tuhanku ialah Allah padahal dia telah datang kepadamu dengan  membawa  keterangan-keterangan dari Tuhanmu. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu". Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.(QS. al-Mukmin 28)

Lalu Nabi Musa bersama-sama dengan seluruh Bani Israel lari dari Mesir menuju Palestina.
“Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: "Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israel) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering dilaut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam).” (QS. Thaha 77)

Fir’aun dan pasukan tentaranya terus mengejar Nabi Musa, akan tetapi Allah Maha Kuasa sehingga Nabi Musa dan kaumnya pun selamat dari kejaran Fir’aun.
”Kemudian Kami menghukum mereka, maka Kami Tenggelamkan mereka di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami itu.” (QS. al-A’raf 136)

“Kemudian (Fir'aun) hendak mengusir mereka (Musa dan pengikut-pengikutnya) dari bumi (Mesir) itu, maka Kami tenggelamkan dia (Fir'aun) serta orang-orang yang bersama-sama dia seluruhnya. dan Kami berfirman sesudah itu kepada Bani Israel: "Diamlah di negeri ini, maka apabila datang masa berbangkit, niscaya Kami datangkan kamu dalam keadaan bercampur baur (dengan musuhmu).” (QS. al-Isra’ 103-104)

Selanjutnya Musa mengajak kepada Bani Israel untuk memasuki tanah Palestina, namun mereka menolak ajakan tersebut.
“Mereka berkata: "Hai Musa, kami sekali sekali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada didalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja.” (QS. al-Mâ'idah 24)

Ibnu Khaldun mengatakan bahwa pada saat itu Bani Israel berjumlah sangat sedikit sehingga tidak mendapat perhatian dan sama sekali tidak dihiraukan dan “dilupakan” oleh Raja Mesir Fir’aun. Oleh sebab itulah maka Bani Israel diharamkan selama-lamanya oleh Allah SWT untuk dapat memasuki tanah suci Palestina. Kemudian Allah memerintahkan Nabi Musa untuk pergi ke Bukit Bani Dân. Sampai pada akhirnya Nabi Musa meninggal dunia dan jasadnya juga dimakamkan disana.

Bersambung ke bagian 3...

1 komentar:

Obat kelenjar tiroid mengatakan...

Bagus sekali gan artikelnya,,banyak mengandung manfaat...

Posting Komentar