BURUNG BEO CERDAS
Suatu hari seorang pemuda pulang dari luar negeri. Ketika ditanya
tetangganya tentang oleh-oleh yang dibawanya. Ternyata hanya seekor burung Beo.
Tetangganya keheranan.
“Apa sih istimewanya burung Beo itu??” tanya sang tetangga.
“O... loe nggak tau yah???” jawab si pemuda tersebut. Sang pemuda itu
mengangkat tangan kiri seraya memainkan jarinya. Ternyata spontan Beo itu
menyanyi lagu Pop. Selanjutnya kalau diangkat tangan kanan maka sang Beo
menyanyi lagu Rock. “Bagaimana kalau kedua tangan di angkat??”, tanya si
tetangganya kagum. “coba saja sendiri!”, jawab si pemuda itu.
Si tetangga lalu mengangkat kedua tangannya. Sang Beo tersebut langsung
mengucap “SATU-SATU...GOBLOK!!!!!!!!”
SEPAK BOLA DI SURGA
Dua orang sobat kental, Ucup dan Boneng, sedang duduk-duduk sambil memberi
makan ikan di kolam dan membicarakan sepak bola, permainan yang mereka mainkan
setiap hari, apalagi selama piala dunia kemarin. Tiba-tiba Ucup berkata pada
Boneng. “Menurut Loe.. ada nggak sepak bola di surga???”
Boneng berpikir sebentar dan menjawab, “Wah... nggak tau dech gue. Tapi
kita bikin perjanjian aja: kalau gue meninggal duluan, gue bakal balik dan
ngasih tau loe apa ada sepak bola di surga, dan kalau loe meninggal duluan, loe
musti ngelakuin hal yang sama.” Mereka pun berjabat tangan dan sedihnya
beberapa bulan kemudian si Ucup yang malang meninggal dunia. Suatu hari,
seperti biasa Boneng sedang duduk di pinggir kolam memberi makan ikan-ikannya
seorang diri ketika dia mendengar bisikan suara, “Neng.... Boneng...” Boneng
celingukan,
“Ucup...?! itu loe nich???”
“Iya ini gue Neng” bisik hantu ucup. Dalam ketakjubannya Boneng bertanya,
“Jadi gimana, ada sepak bola gak di surga??””Entar dulu...”, ucup berkata, “Gue
punya cerita bagus dan serita jelek nih.””kalu gitu cerita bagus dulu dech”,
kata Boneng masih penasaran.
Ucup berkata, “Yaa... emang ada sih sepak bola di surga.” Boneng
kegirangan, “Hebat donk! Terus cerita jelek apaan yang bisa ngerusak cerita
hebat tadi?!?”
Ucup mengeluh dan berbisik, “Loe bakal jadi kiper hari sabtu ini”
MENCURI BUAH-BUAHAN
Nasruddin termasuk orang miskin yang tidak mempunyai uang sama sekali, bahkan hanya untuk membeli buah-buahan pun dia tidak punya. Dia tahu bahwa tetangganya mempunyai kebun buah-buahan beraneka ragam, tetapi kebun itu dikelilingi pagar beton yang tinggi.
Akhirnya, pada suatu hari, Nasruddin memanjat pagar itu dan meloncat ke dalam kebun, kemudian dia memanjat salah satu pohon buah-buahan yang paling lebat buahnya.
Tiba-tiba seseorang berkata, “Hai, apa yang kau kerjakan di atas sana? Ini adalah kebunku, apa kau tak tahu?”
Nasruddin sangat takut bercampur malu, dan dia menjawab, “Angin topan telah menghepaskanku ke sini, pak. Dan aku tidak tahu apa yang aku kerjakan.”
Orang itu tersenyum dan berkata, “Aku sangat sedih mendengarkan itu, tetapi mengapa kau mengambil buah-buahanku?”
Nasruddin menjawab, “Pada saat angin topan menghepaskanku dalam kebun ini, aku kehilangan keseimbanganku dan mencoba untuk memegang sesuatu. Dan aku tidak bisa memegang sesuatu kecuali buah-buahan ini.”
“Sungguh?” kata orang itu “Lalu bagaimana dengan tasmu yang berisi buah?”
Nasruddin menjawab, “Oh, itu juga seperti yang sedang kupikirkan sekarang, mengapa buah-buahan itu ada di dalam tasku...?” (Dikutip dari buku ‘Nasruddin, A Man With Thousand Ideas’)
BELUM SEMPURNA
Suatu ketika, Nasruddin merasa bahwa dia sudah tua. Dia pikir kematian akan segera menjemputnya. Maka kemudian, ia memesan sebuah kuburan pada seseorang. Ia berjanji akan memberikan sejumlah uang sebagai upah setelah pekerjaannya selesai.
Selama dalam pekerjaan, Nasruddin mengawasi lubang kuburan itu agar sesuai dengan yang diinginkan. Tetapi, setelah orang itu menyelesaikan pekerjaannya, ketika ia meminta uang seperti yang Nasruddin janjikan, Nasruddin berkata, “Kau tak bisa meminta uang itu sekarang.”
“Mengapa? Bukankah kau telah berjanji akan memberikan uang itu setelah aku selesai membuat lubang kuburan,” tanya orang itu keheranan.
“Kuburan itu belum sempurna,” jawab Nasruddin. “Apa lagi yang harus aku lakukan untuk menyempurnakan kuburan itu, aku siap melakukan segalanya,” kata otang itu dengan nada marah. “Itu (kuburan) belum sempurna, karena mayatnya belum ada di dalamnya,” tegas Nasruddin. (Dikutip dari buku ‘Nasruddin, A Man With Thousand Ideas’)
MENGAPA KAU SURUH AKU TURUN
Alkisah, suatu ketika Juha sedang berada di dalam kamar atasnya (loteng). Tiba-tiba pintu rumahnya ada yang mengetuk. Ia mengintip dari jendela dan dilihatnya seseorang di depan pintu rumahnya. Dia berkata, “Mau apa kamu?”
“Turunlah ke bawah supaya aku bisa berbicara denganmu”. Jawab orang itu.
Lalu Juha turun, dan orang itu berkata, “Wahai tuan, aku seorang fakir yang butuh bantuan.” Mendengar itu Juha langsung marah, namun ia pendam marahnya dan berkata, “Ayo ikuti aku.” Lalu Juha naik ke kamar atasnya lalu diikuti oleh orang tersebut. Setibanya di lantai atas, Juha menoleh ke si fakir itu dan berkata, “Allah yang akan memberimu, aku tidak punya uang.”
Si fakir menjawab, “kenapa kau tidak katakana itu ketika kita masih di bawah tadi?”
Juha pun balik bertanya, “Kamu juga, kenapa kamu suruh aku turun dan tidak kau katakana permintaanmu ketika aku berada di atas.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar