Diriwayatkan, semasa kecil Nabi Muhammad dususui oleh seorang wanita
bernama Halimatus Sa’diyah. Beliau adalah wanita yang yang berasal dari kampung
Bani Sa’ad. Kampung ini terletak sekitar 50 hingga 60 kilometer di sebelah
timur Mekah.
Kampung Bani Sa’ad adalah daerah pegunungan. Iklimnya bagus, udaranya masih
bersih dan segar. Hal ini jauh berbeda dari padang pasir Mekah yang setiap hari
selalu diselimuti angin kencang. Udaranya panas menyengat dan tiupan debu-debu
yang beterbangan menyesakkan dada.
Dulu, kehidupan masyarakat Mekah selalu keras, suka berjudi, gemar minum-minuman
keras, dan gampang marah. Sedangkan di kampung Bani Sa’ad sebaliknya, ramah dan
penuh kekeluargaan.
Begitulah ternyata masa kecil Nabi dididik di daerah yang berudara segar,
pemandangan indah dan jauh dari kekerasan. Tentunya, semua itu tidaklah hanya
bersifat kebetulan belaka. Karena semua yang berkaitan dengan Nabi sudah
memiliki skenario yang diatur dari atas. Semuanya sudah diatur dengan
sebaik-baiknya oleh Sang Khalik.
Dalam pengetahuan ilmu modern, hampir semua orang tahu, lingkungan amat
berpengaruh terhadap pembentukan karakter dan mental anak di kemudian hari.
Jika seorang anak tumbuh besar di tengah para maling, bisa dipastikan ia akan
mewarisi (sedikit atau banyak) mental maling.
Sebagai orang Indonesia, tentunya kita berharap agar kelak generasi negeri
kita mendatang menjadi generasi yang baik-baik, bukan generasi yang bermental
korup atau KKN istilahnya, ataupun sejenisnya.
Tapi kita sadar, membentuk karakter pemuda yang baik bukanlah pekerjaan
yang mudah. Selain dibutuhkan pendidikan islami yang terus menerus, pengaruh
lingkungan jauh lebih kuat menentukan karakter mereka. Jikalau lingkungan penuh
dengan para penipu dan koruptor, bukan tidak mungkin pemuda Indonesia nanti ada
yang menjadi penipu dan koruptor.
Adalah tanggung jawab kita bersama untuk menjaga lingkungan masing-masing.
Tidak hanya dari polusi udara tanah maupun air, tapi juga polusi mental. Semua
itu diniatkan untuk menjaga dan menyelamatkan generasi mendatang. Kita berharap
negeri tercinta ini menjadi kampung Bani Sa’ad kedua yang kelak akan melahirkan
kader-kader yang baik, kader yang siap menghadapi tantangan zaman sebagaimana
kampung Bani Sa’ad melahirkan karakter suci Nabi Muhammad Saw.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar