Sabtu, 26 Februari 2011

Si Kikir dan Si Dermawan

Agama Islam mengajarkan kepada umatnya bersifat dermawan. Nabi Muhammad adalah contoh terbaik dalam hal ini. Para sahabat dekat Nabi juga dikenal sebagai orang-orang yang dermawan, terutama Usman bin Affan. Dikisahkan bahwa Usman bin Affan telah menyumbangkan setengah dari seluruh hartanya untuk kepentingan agama. Begitu juga Abu Bakar, Umar dan Ali. Ketiganya banyak menyumbangkan hartanya untuk kepentingan Islam.

Rasulullah Saw, pernah mengisahkan peristiwa yang menunjukkan keutamaan sifat dermawan, serta betapa jeleknya orang kikir. Suatu ketika, ada tiga orang cacat dari kalangan Bani Israil. Orang yang pertama menderita penyakit kusta, yang kedua kepalanya botak, dan yang ketiga tuna netra.

Allah mengutus malaikat untuk menguji ketiganya. Malaikat mendatangi orang yang pertama, dan bertanya, “Nikmat apakah yang paling kamu butuhkan?” Orang tersebut menjawab, “Saya ingin penyakit saya sembuh.” Dengan kehendak Allah, penyakit orang tersebut sembuh. Selanjutnya malaikat bertanya, “Harta apakah yang engkau inginkan?” Orang tersebut menjawab, “Unta.” Setelah diberi seekor unta yang sedang bunting, orang tersebut berjanji jika untanya berkembang biak dia akan bersedekah dari harta yang diperolehnya tersebut.

Kemudian malaikat mendekati orang kedua dan bertanya, “Nikmat apakah yang paling engkau butuhkan?” Orang tersebut menjawab, “Rambut kepalaku.” Dengan kekuasaan Allah rambut orang yang botak itu tumbuh kembali. Selanjutnya malaikat bertanya, “Harta apakah yang engkau butuhkan?” Orang tersebut menjawab, “Sapi.” Setelah diberi seekor sapi yang sedang bunting, orang tersebut berjanji jika sapinya berkembang biak dia akan bersedekah dari harta yang diperolehnya tersebut.

Selanjutnya, malaikat mendatangi orang yang ketiga dan bertanya, “Nikmat apakah yang baping engkau butuhkan?” Orang tersebut menjawab, “Saya ingin agar dapat melihat kembali.” Dengan pertolongan Allah orang tersebut dapat melihat lagi. Selanjutnya malaikat bertanya, “Harta apakah yang engkau butuhkan?” Orang tersebut menjawab, “Kambing.” Setelah diberi seekor kambing yang sedang bunting orang tersebut berjanji, jika kambingnya berkembang biak dia akan bersedekah dari harta yang diperolehnya tersebut.

Setelah unta, sapi dan kambing mereka berkembang biak, malaikat datang lagi kepada ketiganya dengan menyamar sebagai orang miskin. Malaikat datang kepada mereka seraya berpura-pura minta sedekah.

Ketika malaikat mendatangi orang pertama yang dulu menderita penyakit kusta, orang tersebut mengatakan bahwa harta yang diperolehnya itu adalah warisan dari orang tuanya. Ia tidak mau mengakui bahwa harta tersebut adalah pemberian dari Allah. Sebagai akibat dari keingkarannya terhadap apa yang dulu ia janjikan, maka Allah menghukumnya dengan mengembalikannya seperti keadaan semula, ia miskin dan menderita penyakit kusta.

Demikian juga orang yang kedua. Ia memberi jawaban yang sama seperti orang yang pertama. Ia pun mengalami nasib yang sama dengan nasib orang pertama, yaitu kembali menjadi miskin dan botak kepalanya. Malaikat pun mendatangi orang yang ketiga. Setelah mengemukakan maksudnya, orang tersebut menjawab, “Saya sebelumnya buta, dan tidak memiliki apa-apa. Allah telah memberikan kesembuhan dan melimpahkan nikmat harta. Silahkan ambil kambing itu sekehendakmu untuk memenuhi kebutuhanmu.” Malaikat pun berkata, “Saya hanya menguji kamu. Saya tidak akan mengambil kambing-kambing itu.” Orang ketiga ini telah lulus ujian. Allah pun ridha kepadanya.

Kisah di atas memberi ‘ibrah (pelajaran) kepada kita bahwa orang yang kikir akan mendapatkan akibat yang merugikan dirinya. Sebaliknya, orang yang dermawan akan memperoleh keuntungan bagi dirinya. Islam mengajarkan agar sesama manusia hendaknya saling mengasihi, terutama kepada yang lemah dan menderita. Orang yang mempunyai kasih sayang kepada sesama manusia akan dikasihi orang lain dah disayangi oleh Allah Swt.


1001 Kisah Teladan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar