Pendidikan bukanlah sesuatu yang kosong.
Pendidikan adalah sarana dan jalan untuk mewariskan peninggalan umat dari nenek
moyang kepada anak cucunya, dan dari bapak kepada anaknya. Dengan pendidikan,
peradaban manusia berkembang melalui ilmu pengetahuan yang diajarkan kepada
tiap individu umat, dengan melalui suatu cara yang seiring dengan perkembangan
pandangan umat dan misi hidupnya. Pendidikan juga memberi andil di dalam
memecahkan problematika masyarakat modern, dan mengkristalkan di kalangan
generasi muda pemikiran yang sejati dengan teknik-teknik ilmiah yang tangguh.
Dengan cara pendidikan seperti inilah,
titik tolak pemikiran para generasi penerus dalam sebuah masyarakat benar-benar
murni, muncul dari warisan yang telah diadaptasikan dengan kejadian-kejadian
masa kini. Proses adaptasi tersebut tentunya hanya dapat mencapai hasil yang
dicita-citakan jika dilakukan dengan cara yang mampu merespon aspirasi para
individu generasi penerus, kemajuan zaman serta dapat menjamin cita-cita mereka
dan umat di masa yang akan datang.
Dengan demikian, diharapkan sebuah
perubahan sosial yang dinamis akan senantiasa berlangsung menuju perubahan yang
lebih sempurna, serta dapat mengatasi berbagai kesulitan dan menjamin untuk
tidak tergelincir apalagi melenceng dari tujuan yang dicita-citakan. Pendidikan
dan pengajaran adalah bagaikan makhluk hidup, ia merupakan proses dinamis yang
tumbuh pada masyarakat tertentu untuk mengabdi kepada kebudayaan dan
peradabannya, dan untuk membangun masyarakatnya agar mereka mampu hidup
bersama-sama dengan baik. Semua hal tersebut tentunya akan berlangsung secara
bertahap dan rasional sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan pemikiran,
akidah dan ideologi masyarakat tersebut.
Pendidikan Islam memiliki ciri-ciri yang
membedakannya dengan sistem pendidikan yang lain, baik sistem pendidikan
tradisional maupun modern. Pendidikan Islam secara umum adalah pendidikan
rabbaniyah (ketuhanan) dan Allah adalah rabb al-alamin (tuhan semesta alam) dan
rabb al-nas (tuhan seluruh manusia). Inilah yang menjadikan pendidikan Islam
berbeda dengan jenis pendidikan lainnya, baik tujuan, kandungan, ciri utama ataupun
pengaruh operasionalnya.
Pendidikan Islam sebagai pendidikan
rabbaniyah membuatnya bisa mengarungi jalan yang sama yang digariskan oleh
ajaran Islam dalam artian yang luas, yaitu sebagai agama bagi kehidupan dunia
dan akhirat, sebagai agama yang mencakup segala segi kehidupan yang memenuhi
kebutuhan individu, masyarakat dan manusia seluruhnya. Sebagaimana tujuan agama
Islam adalah membahagiakan seseorang di dunia dan akhirat melalui sikap
khasyyah (rasa takut) kepada Allah Swt, bertaqwa dan beribadah dengan baik
kepada-Nya.
Adapun ciri khusus dari pendidikan Islam
adalah ciri yang berkaitan dengan filsafat pendidikan Islam sebagai dasar yang
membangun sebuah sistem pendidikan yang komprehensif dalam Islam. Filsafat
pendidikan Islam sendiri memiliki tiga unsur yang diambil dari pemahaman Islam
yang universal tentang alam, manusia dan kehidupan, yaitu prinsip penciptaan,
prinsip kesatuan, prinsip keseimbangan.
Prinsip penciptaan dimaksudkan bahwa Allah
Swt, adalah pencipta (khaliq), sedangkan selain Allah adalah makhluq (yang
diciptakan). Makhluk semuanya tidak memiliki manfaat dan bahaya bagi dirinya
sendiri. Alam seluruhnya dengan bumi dan langit beserta isinya yang merupakan
makhluk hidup dan benda mati semuanya adalah makhluk Allah, sebagaimana
firman-Nya dalam surat Yasin ayat 83.
Implikasi terpenting prinsip penciptaan ini
dalam proses pendidikan adalah bahwa proses pendidikan itu merupakan suatu
proses yang memiliki tujuan. Dan Islam dalam hal ini berpandangan bahwa
pendidikan adalah merupakan proses suci untuk merealsasikan tujuan utama hidup,
yaitu beribadah kepada Allah Swt, dalam arti yang luas. Pendidikan dalam Islam
termasuk bagian tertinggi dari ibadah. Obyeknya adalah alam, subyeknya manusia
dan tujuannya kehidupan yang penuh keimanan. Allah Swt, berfirman, “Dan Aku
tidak menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku” (Q.S.
Adz-Dzariyat: 56).
Prinsip kesatuan dimaksudkan bahwa Allah
Tuhan Yang Maha Esa, adalah Tuhan tempat bergantung seluruh makhluk. Dia telah
menciptakan alam, manusia dan kehidupan dalam keharmonisan yang sempurna. Alam
adalah sahabat manusia jika manusia mengetahui aturannya, yang tentunya melalui
belajar ilmu dan pengetahuan. Sebagaimana Saciko Murata dalam bukunya “The Tao
of Islam” berpendapat bahwa, prinsip kesatuan ini dalam ajaran Islam dapat
terlihat jelas di antara bagian-bagian alam yang dijelaskan dalam al-Qur’an,
seperti antara langit dan bumi (QS. Al-Mulk: 5), dan lain sebagainya.
Implikasi terpenting dari prinsip kesatuan
dalam proses pendidikan adalah bahwa pendidikan itu adalah merupakan proses
yang menyatukan pandangan terhadap semua ilmu pengetahuan. Pendidikan juga
dapat menyingkap fenomena-fenomena alam dan aturan-aturannya, dan juga bisa
membantu memenuhi kebutuhan hidup manusia, mempertahankan keberadaannya,
mencatat sejarah kehidupannya dan mewariskan pola-pola kehidupan bermasyarakat.
Prinsip keseimbangan dimaksudkan bahwa
Allah Swt, pencipta semesta alam dan manusia, telah menciptakan segala sesuatu
dalam ukuran dan kapasitas masing-masing dan tidak saling melebihi. Allah
menciptakan alam, dan menjadikan di antara bagian-bagiannya keseimbangan yang
menakjubkan dalam berbagai aspek dan dimensinya dan pada hubungan antara satu
bagian dengan bagian yang lainnya. Demikian juga Allah telah menciptakan
manusia dari unsur tanah dan ruh (Q.S. Al-Hijr: 29) agar terdapat keseimbangan
pada diri manusia dalam memenuhi kebutuhan spiritual dan materialnya untuk
menjalani tugas kehalifahan.
Implikasi prinsip keseimbangan dalam proses
pendidikan adalah bahwa sangat mungkin diperlukan adanya keseimbangan antara
ilmu pengetahuan yang dibutuhkan oleh seorang individu dan masyarakat, seperti
ilmu humaniora, ilmu sosial, ilmu alam, dan juga ilmu agama. Di antara
ilmu-ilmu tersebut ada yang memiliki hubungan dengan alam, manusia dan
kehidupan serta ada yang dapat mengantarkan manusia kepada kebahagiaan dunia
dan akhirat. Selain itu, ada pula keseimbangan antara teori dan praktek dan
antara perkataan dan perbuatan (Q.S. al-Shaff: 2).
Dari sedikit uraian diatas, dapat diambil
kesimpulan bahwa pendidikan dan pengajaran dalam Islam tidak mungkin dapat
dipahami dan dicapai ruhnya tanpa mengetahui posisinya dalam kerangka konsep
Islam yang lengkap tentang alam, manusia dan kehidupan. Pendidikan dan
pengajaran dalam Islam tidaklah terpisah dari tujuan akhir dan cara hidup Islam
dalam kehidupan. Dan Allah telah memuliakan manusia atas makhluk-makhluk
lainnya dengan bekal akal agar manusia dapat mengemban risalah kekhalifahan di
muka bumi ini dan membawa rahmat bagi alam semesta, sebagaimana Nabi Muhammad
Saw, telah memberikan contoh dalam menggunakan pendidikan sebagai alat yang
digunakannya dalam menyebarkan agama Islam, mendidik generasi dan mengatur
seluruh sektor kehidupan berdasarkan petunjuk al-Qur’an.
1 komentar:
mantaps artikelnya..
Posting Komentar