Rabu, 18 April 2012

Tiga Pertanyaan

Ada seorang pemuda yang lama sekolah di negeri Syam kembali ke tanah airnya. Sesampainya di rumah, ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang guru agama, siapapun boleh menjawab tiga pertanyaannya. Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut. “Anda siapa? Dan apakah anda bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?” tanya pemuda itu. Guru itu menjawab, “Saya hamba Allah, dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan saudara.” Pemuda kembali bertanya, “Anda yakin? Sedang profesor dan banyak orang pintar saja tidak mampu menjawab pertanyaan saya.”

“Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya”, jawab guru agama. “Saya punya tiga pertanyaan, yakni; pertama, kalau memang Allah itu ada, tunjukkan kewujudan Allah kepada saya. Kedua, apakah yang dimaksudkan dengan takdir? Dan ketiga, kalau setan diciptakan dari api, mengapa mereka dimasukkan ke neraka yang terbuat dari api? Tentu tidak menyakitkan buat setan, sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Allah tidak berpikir sejauh itu?”

Tiba-tiba guru agama tersebut menampar pipi si pemuda itu dengan kuat. Sambil menahan kesakitan pemuda itu berkata, “Mengapa Anda marah kepada saya?”. Jawab guru agama “Saya tidak marah, tamparan itu adalah jawaban saya kepada tiga pertanyaan yang Anda ajukan kepada saya.” “Saya sungguh-sungguh tidak paham,” kata pemuda itu.

Gru agama bertanya, “Bagaimana rasanya tamparan saya?”. “Tentu saya merasakan sakit,” jawab pemuda tersebut. Guru agama bertanya, “Jadi Anda percaya bahwa sakit itu ada?”. Pemuda itu menganggukkan kepala tanda percaya. Guru agama bertanya lagi, “Tunjukkan kepada saya wujud sakit itu!”. “Tidak bisa” jawab pemuda. “Itulah jawaban pertanyaan pertama: kita semua merasakan kewujudan Allah tanpa mampu melihat wujudnya,” terang guru agama.

Guru agama bertanya lagi, “Apakah tadi malam Anda bermimpi akan ditampar oleh saya?”. “Tidak” jawab pemuda. “Apakah pernah terpikir oleh Anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?”. “Tidak”, jawab pemuda. “Itulah yang dinamakan takdir” terang guru agama.

Guru agama bertanya lagi, “Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar Anda?”. “Kulit” jawab pemuda. “Pipi Anda terbuat dari apa?”. “Kulit” jawab pemuda. “Bagaimana rasanya tamparan saya?”. “Sakit” jawab pemuda. “Walaupun setan terbuat dari api dan neraka terbuat dari api juga, jika Allah berkehendak maka neraka akan menjadi tempat menyakitkan untuk setan,” terang guru agama.


Sumber: Mi’ah Qissoh wa Qissoh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar