Senin, 05 Maret 2012

Palestina, Negeri Para Nabi (1)

Palestina merupakan negeri di mana Para Nabi menyebarkan ajaran-ajaran Ilahi, sekaligus sebagai tempat hijrahnya Mereka. Demikian juga Rasulullah Muhammad Saw, pernah mendatangi negeri ini serta menjalankan ibadah sholat di Baitul Muqaddas. Dengan demikian, jelaslah bahwa Palestina adalah sebuah negeri yang disucikan, karena merupakan sebuah tempat diturunkannya risalah-risalah wahyu Ilahi kepada para Nabi dan Rasul-Nya untuk disebarkan kepada seluruh umat manusia yang akan menunjukkan mereka jalan yang lurus serta menunjukkan pola kehidupan yang mulia sesuai dengan nilai-nilai ketuhanan. 

Nabi Ibrahim as, Hijrah ke Palestina. 
Nabi Ibrahim as, dibesarkan di Irak di dalam kondisi masyarakat yang menyembah berhala, yang nyata-nyata bahwa berhala tersebut semuanya dibuat oleh ayahnya sendiri. Ayahnya pada waktu itu bekerja sebagai tukang pahat dan termasuk seorang dedengkot kaum paganisme disana. Namun Allah Swt berkehendak lain terhadap Ibrahim, ia mendapatkan petunjuk-petunjuk-Nya, ia pun sadar bahwa berhala-berhala yang disembah oleh kaumnya tersebut sama sekali tidak bisa mendengar, melihat ataupun mengabulkan do’a-do’a mereka, demikian juga tidak memberikan manfaat sama sekali.

Fenomena kegelisahan Nabi Ibrahim as, terhadap umatnya ini bisa kita lihat dalam firman Allah; Dan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran sebelum (Musa dan Harun), dan adalah Kami mengetahui (keadaan)nya. (Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya:  Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya? Mereka menjawab: Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya, Ibrahim berkata: Sesungguhnya kamu dan bapak-bapakmu berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS. al-Anbiya’: 51-54)

Ibrahim berkata: Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu?. Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahami? (QS. al-Anbiya’: 66-67) 

Ibrahim kemudian menyendiri dari kehidupan kaumnya yang telah mengalami kesesatan tersebut, lalu ia memutuskan untuk melakukan sesuatu. Ketika orang-orang keluar untuk merayakan hari keagamaan mereka, Ibrahim memasuki tempat peribadatan kaumnya dan menghancurkan seluruh patung-patung yang terdapat didalamnya dan hanya meninggalkan satu patung yang paling besar saja, ia berharap bahwa kaumnya akan mengerti dan menyadari logika kejadian tersebut.

Akhirnya mereka mengetahui bahwa yang menghancurkan Tuhan-tuhan mereka itu adalah Ibrahim, maka segera ia dipanggil untuk diadili oleh kaumnya sendiri yang akhirnya diputuskan bahwa Ibrahim harus dibakar hidup-hidup. Namun berkat karunia Allah Swt Yang Maha Kuasa, api yang sedang membakar jasad Ibrahim justru berubah menjadi makhluk yang dingin sehingga Ibrahim pun selamat dari maut. 

Mereka berkata: Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak. Kami berfirman: Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim”.  Mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi. (QS. al-Anbiya’: 68-70) 

Pada perkembangan selanjutnya, tak ada satu orangpun dari kaum bapaknya itu yang mengikuti seruan Ibrahim untuk bersama-sama beriman kepada Allah Swt. Waktu itu, yang beriman hanyalah istrinya yang bernama Sarah, kemudian anak saudaranya yang bernama Luth bin Harun bin Tareh yang beriman akan kenabian Ibrahim sekaligus seruan-seruannya, akhirnya Ibrahim memutuskan untuk berhijrah bersama dengan istrinya ke Palestina.

Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia.  (QS. al-Anbiya 71). Yang dimaksud dengan negeri di sini ialah negeri Syam, termasuk di dalamnya Palestina. Tuhan memberkahi negeri itu artinya: kebanyakan nabi berasal dan negeri ini dan tanahnyapun subur.

Pada saat itu Palestina dihuni oleh Bangsa Kan’an. Kemudian Ibrahim dan istrinya tinggal di Shakeem atau sekarang Kota Nablus. Dari sini kemudian ia melanjutkan hijrahnya menuju Mesir, lalu ketika  Mesir dilanda musibah kekeringan dan paceklik yang berkepanjangan, Ibrahim bersama dengan putranya yang bernama Ismail melakukan perjalanan Hijrah lagi ke Mekah yang pada saat itu sama sekali tidak ada penghuni dan juga tidak ada sumber mata air. Kemudian ia memutuskan untuk kembali ke Palestina dan meninggal dunia disana, Nabi Ibrahim dimakamkan di Kota Hebron yang sekarang disebut dengan Kota al-Khalil. 


Nabi Ya’kub bin Ishak bin Ibrahim as.
Nabi Ya’kub hijrah ke Palestina bersama-sama dengan anak-anaknya. Pada waktu kecil, karena ibunya mengkhawatirkan kondisi Ya’kub dari tindakan saudaranya yang bernama ‘Isou, Ya’kub dibawa ke rumah pamannya yang bernama Lâbân Men Madzân Arâm. Selama tinggal di sana ia mengembala kambing pamannya dan kemudian ia menikahi putri-putri pamannya yang bernama Liâh dan Râhel, ia juga menikahi tetangga mereka yang bernama Zulfa dan Balha, dengan demikian akhirnya Nabi Ya’kub memiliki 12 putra.

Lalu ia bersama-sama dengan ke-12 putranya ini hijrah ke Palestina, pada saat itu ia mendapatkan karunia nikmat harta benda yang melimpah, sebagian dari hartanya ia berikan kepada saudaranya.Selama hidupnya Nabi Ya’kub hidup berjauhan dari putranya yang bernama Yusuf. Pada suatu saat saudara-saudaranya mencelakai Yusuf dengan melemparkannya kedalam sebuah sumur, hal ini sudah mereka rencanakan untuk mengelabuhi bapaknya -Ya'kub-, mereka mengatakan bahwa Yusuf telah meninggal.

Namun berkat kekuasaan Allah SWT, Yusuf akhirnya diselamatkan oleh kaum pedagang yang sedang mengambil air di sumur tersebut, ia pun dibawa ke Mesir dan seperti yang digambarkan di dalam al-Qur’an, di Mesir ia hidup sebagai orang kepercayaan raja untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi Mesir. Sampai pada suatu ketika, Mesir dilanda kekeringan yang sangat lama, ia dapati saudara-saudaranya yang dahulu mencelakainya datag ke Mesir untuk mendapatkan sembako, dengan kepandaian Yusuf, ia membuat mereka membawa ayahnya ke Mesir. Akhirnya Ya’kub tinggal di Mesir bersama dengan Yusuf sampai ajal menjemputnya. Nabi Ya’kub dimakamkan di Palestina seperti yang diwasiatkan olehnya sebelum ia meninggal.

Bersambung ke bagian 2...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar