Rasulullah Saw pernah bersabda, “Mu’min yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mu’min yang lemah.” (H.R. Muslim). Sebagai umat Islam hendaknya kita selalu mentauladani sifat dan sikap Rasulullah Saw, salah satunya adalah dengan menjadi mu’min yang sehat dan kuat. Sekilas, hal ini sepertinya sepele, namun sebenarnya sangat penting untuk diteladani meski terhitung berat untuk melakukannya.
Rasulullah Saw sebagai uswah hasanah telah memberikan contoh kongkrit dalam berbagai keadaan yang menunjukkan keperkasaan seorang pemimpin umat yang patut diteladani dalam segala seginya. Salah satunya adalah bidang kesehatan dan kekuatan fisik beliau, sebagai cerminan pribadi nan utama, qowiyyul jism (kuat jasmani).
Kekuatan Rasulullah Saw dibuktikan saat berjihad di jalan Allah. Di mana beliau senantiasa berada di baris depan sehingga membangkitkan semangat jihad para sahabat. Lantas, bagaimanakah agar senantiasa sehat seperti Rasulullah Saw? Mari kita ikuti resep berikut ini:
1. Selalu bangun sebelum subuh.
Rasulullah Saw selalu mengajak umatnya untuk bangun sebelum subuh, melaksanakan shalat sunnah dan shalat fardhu, shalat subuh berjama’ah. Ini memberikan hikmah yang sangat dalam. Pertama, berlimpahnya pahala dari Allah Swt. Kedua, kesegaran udara subuh memberikan terapi penyakit TBC, karena udara subuh banyak mengandung zat asam. Ketiga, udara subuh dapat memperkuat pikiran dan menyehatkan peraasaan.
Rasulullah Saw selalu mengajak umatnya untuk bangun sebelum subuh, melaksanakan shalat sunnah dan shalat fardhu, shalat subuh berjama’ah. Ini memberikan hikmah yang sangat dalam. Pertama, berlimpahnya pahala dari Allah Swt. Kedua, kesegaran udara subuh memberikan terapi penyakit TBC, karena udara subuh banyak mengandung zat asam. Ketiga, udara subuh dapat memperkuat pikiran dan menyehatkan peraasaan.
2. Aktif menjaga kebersihan.
Rasulullah Saw senantiasa nampak rapi dan bersih, meski pakaian yang beliau miliki tak lebih dari dua salinan. Tiap hari Kamis atau Jum’at beliau mencukur rambut-rambut halus yang tumbuh di bagian pipi. Beliau selalu memotong kuku, menyisir rambut dan berminyak wangi. Beliau bergigi putih karena selalu bersiwak. Beliau bersabda: “Andaikata tidak khawatir memberatkan umatku, niscaya aku wajibkan siwak (menggosok gigi) pada tiap-tiap shalat.”
Pada hari Jum’at, disunnahkan mandi sebelum pergi ke masjid. “Mandi pada hari Jum’at adalah wajib bagi setiap orang-orang dewasa. Demikian pula menggosok gigi dan memakai harum-haruman.” (H.R. Muslim)
Bukan saja di dalam shalat, di luar shalatpun kebersihan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan seorang mu’min. “Kebersihan adalah sebagian dari iman,” adalah sunnah Islam yang sangat populer dan perlu diaplikasikan lebih lanjut.
3. Tidak pernah banyak makan.
Sabda Rasulullah Saw, “Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan sebelum merasa lapar, dan bila kami makan, tidak terlalu banyak (tidak pernah sampai kekenyangan).” Dalam tubuh manusia ada tiga ruang untuk tiga benda; sepertiga untuk udara, sepertiga untuk air dan sepertiga untuk makanan. Bahkan ada satu tarbiyah khusus bagi umat Islam dengan adanya puasa Ramadhan guna menyeimbangkan kesehatan.
4. Gemar berjalan kaki.
Rasul Saw selalu berjalan kaki dari rumah ke masjid, juga di medan jihad dan ketika mengunjungi rumah sahabat. Dengan berjalan kaki, keringat akan mengalir, pori-pori terbuka dan peredaran darah akan berjalan dengan lancar. Ini penting untuk mencegah penyakit jantung.
5. Tidak pemarah.
Nasihat Rasul Saw, “Jangan marah!” diulang sampai tiga kali. Ini menunjukkan hakikat kesehatan dan kekuatan muslim bukanlah pada jasadiyah belaka. Tetapi lebih jauh, yaitu dilandasi oleh kebersihan dan kesehatan jiwa. Sehingga tercermin dalam perbuatannya amal shalih. Saat marah adalah saat kondisi emosi memuncak, serta merupakan peluang jin dan syetan untuk menggoda dan masuk mempengaruhi manusia.
Untuk itu, perlu sebuah terapi yang tepat guna menahan marah, yaitu:
• Mengubah posisi ketika marah. Bila berdiri maka duduk dan bila duduk maka berbaring.
• Membaca ta’awwudz, karena amarah dari syetan.
• Segeralah berwudhu, karena akan membersihkan badan serta mensucikan, sehingga akan lebih dekat kepada pertolongan Allah.
6. Optimis dan tidak putus asa.
Umat Islam merupakan sebuah umat yang senantiasa berorientasi ke depan serta menggapai keridhaan Allah. Apabila nikmat dan anugerah yang kita terima senantiasa disyukuri, dan apabila musibah datang menimpa maka kita bertaqorrub kepada Allah, mengintrospeksi serta memohon ampun atas kesalahan. Sesungguhnya semuanya adalah milik Allah, manusia hanya pemegang amanah. Ini yang membedakan kehidupan seorang mu’min dengan makhluk lainnya dan merupakan bekal hidup sehat.
Rasulullah Saw, meski dalam da’wahnya selalu mendapat perlawanan yang sangat kejam, namun beliau tetap optimis atas keberimanan umatnya. Bahkan sangat mengharapkan agar umatnya beriman kepada Allah. Sikap optimis ini akan memberikan dampak psikologis yang sangat mendalam bagi kelapangan jiwa sehingga tetap sabar, istiqomah dan bekerja keras serta tawakkal kepada Allah Swt.
7. Tak pernah iri hati.
Untuk menjaga stabilitas hati, kesehatan jiwa dan mentalitas, maka menjauhi iri hati merupakan tindakan preventif (pencegahan) yang sangat tepat. Sikap iri akan menumbuhkan kecemasan, kegelisahan dan sikap-sikap negatif lainnya. Bila diikuti, iri hati yang bersumber pada buruk sangka akan mengarah pada kedengkian yang berakibat merusak hubungan ukhuwah. Wallâhu A’lam Bishshowâb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar